Yuk, siapkan dirimu dalam menyambut bulan Ramadhan.

Apa kabar dengan kondisi imammu sis?

Turun naiknya iman seseorang itu adalah hal yang wajar. Namun masing-masing kita harus selalu sadar dengan kondisi dirinya. Apakah sedang bagus, masih rajin tilawah 1 juz per hari, sholat tepat waktu, dzikir tidak pernah kelewat, puasa sunnahnya jalan, solat malam dan dhuhanya rajin, aktif organisasi, prestasi akademik juga oke, selalu mengupaya hadir kajian dan merindukan saat berkumpul dengan teman-teman yang rajin ibadah. Atau kondisi iman kita lagi turun nih, tilawah jarang, kadang-kadang sehari itu tidak pernah membaca Al Quran, sholat sering diakhir waktu, hadir kajianpun sudah jarang. Subhanallah, semoga kalimat ihdinas sirathal mustaqiim, permohonan kita untuk selalu dituntun kepada jalan yang lurus pada setiap rakat sholatnya, benar-benar dapat kita hayati dengan permohonan dan harapan yang sunggguh-sungguh. Sadar dengan kelemahan diri dan keagungan Allah dengan segala kasih sayangNya, dan juga ingat akan keadilan Allah dengan segala peringatan dan ancaman bagi jiwa-jiawa yang lalai.

Ramadhan sudah dekat nih guys, hanya dalam hitungan hari lagi. Bagaimana perasaanmu dalam menyambut Ramadhan?. “Ada yang sibuk nih, mau Ramadhan. Sudah mengkondisikan hati, fisik yang sehat, siap untuk sedekah harian, rumah dan ruangan sudah rapi”. Alhamdulillah…

Ada beberapa kondisi manusia dalam menyanmbut Ramadhan (, kira-kira dirimu masuk yang mana nih?

Pertama, mereka yang begitu sedih dengan kedatangan bulan Ramadhan. Mereka seperti orang yang mau mati kala mengingat segala kesenangan dan aktivitas duniawi mereka akan segera sirna, tidak bisa lagi menikmati hidangan lezat di siang hati, harus berhaus-haus menanti saat berbuka. Yang mereka fikirkan adalah kehausan, lapar, tak bisa lagi bebas seperti biasanya. Inilah golongan merugi diantara seluruh umat manusia, semoga kita dijauhkan dean sikap seperti ini.

Kedua, mereka yang biasa-biasa saja. Menurut mereka tidak begitu penting dengan kedatangan Ramadhan, tidak ada persiapan sama sekali. Namun diantara mereka malah sibuk menyiapkan kebutuhan hari raya idul fitri, menyiapkan kue-kue, pakaian baru, atau sibuk menyiapkan dagangannya untuk meraup keuntungan duniawi. Sementara mereka lupa akan esensi utama dari bulan Ramadhan. Mereka tidak benci, tidak pula senang dengan adanya bulan ini, tidak ada istimewanya bulan Ramadhan ini bagi mereka, sama saja dengan bulan-bulan lainnya. Maka merugilah golongan ini karena mereka melupakan keagungan bulan Ramadhan.

Ketiga, mereka yang mmerindukan bulan Ramadhan. Mereka mempersiapkan jauh hari sebelumnya. Ada yang tiga – enam bulan sebelum Ramadahan mereka sudah terngiang-ngiang dengan kedatangan bulan ini. Mereka sudah berlatih menyelesaikan tilawah sesuai target setiap harinya, menyiapkan mushaf untuk mereka khatamkan. Ada yang membeli mushaf baru atau merapikan dengan taget-taget amalan khususnya di bulan Ramadhan. Meyiapkan pakaian terbaik untuk sholat dan tarawih, mencuci dan menyusunnya dengan rapi. InsyaaAllah golongan inilah yang dirindukan Ramadhan dan dirinduykan Syurga.

Yuk kita pilih dan posisikan diri, menjadi manusia terbaik sesuai kapasitas masing-masing. Mumpung Allah memberikan kemudahan di bulan yang Spesial ini, jika tidak sekarang kapan lagi, jika di bulan Ramadhan saja kita tidak bisa membenahi diri, maka bagaimana di bulan lainnya. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri… (QS. Ar Raad:11). Mari kita berbenah diri, memberikan yang terbaik dengan ikhtiar maksimal. Momentum Ramadhan tahun ini 1444 H, dapat dijadikan waktu yang istimewa dalam perjalanan hidup kita. Marhaban yaa Ramadhan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *