Oleh Mustika Dewi S.ST. M.Keb.
Mungkin pertanyaan itu pernah muncul dari siapapun yang pernah merasakannya. Apakah Tuhan itu menginginkan kesengsaraan bagi manusia sebagai hambanya?.
Mari kita belajar dari proses penciptaan diri manusia itu sendiri dari Khalik (Sang Pencipta). Mencoba memahami bagaimana kondisi menusia dari penciptaannya, kehidupannya di dunia, hingga kondisi akhirnya nanti. Apakah manusia itu akan kekal selamanya dalam kebahagiaan di surga atau kekal dalam penderitaan di neraka. Semuanya berjalan sesuai ketentuanNya.
Mungkin masih ada terlintas dalam benak kita, kenapa Allah tidak menghendaki semuanya dalam kebahagiaan saja. Kenapa harus ada yang menderita, kenapa harus ada ketidakadilan, kemiskinan, perperangan, dan semua kejelekkan lainnya.
Melalui tulisan yang penulis baca dari buku dengan judul Al Wafi Hadist Arba’in An Nawawiyah karangan Musthafa Dieb Al Bugha Mahyidin Mitsu. Ada beberapa hal yang dapat kita ambil hikmahnya dalam buku tersebut.
Pertama, bahwa Yang Maha Pencipta atau Sang Khalik menciptakan manusia itu secara bertahap. 40 hari janin masih berbentuk nuthfah atau dalam bahasa medis disebut zigot, awal pertemuan sel sperma dan sel ovum. Kemudian 40 hari selanjutnya berbentuk segumpal darah, dan 40 hari berikutnya berbentuk segumpal daging. Setelah 120 hari malaikat meniupkan ruh kedalamnya. Apakah Allah tidak mampu menciptakan manusia langsung dalam waktu lebih singkat?. Jawabannya adalah agar manusia itu berpikir. Allah menciptakan demikian adalah untuk menyesuaikan dengan sunnatullah yang berlaku dialam semesta, semuanya berlaku hukum sebab akibat. Agar manusia berhati-hati dan tidak terburu-buru dalam menjalankan setiap urusannya. Hal ini juga mengajarkan kepada kita bahwa untuk mendapatkan hasil yang maksimal harus dilakukan secara bertahap dan tidak ada yang instan.
Kedua, ruh ditiupkan pada janin ketika berusia 120 hari sejak bertemunya sel sperma dan ovum, atau ketika janin berusia 4 bulan penuh, masuk bulan kelima. Karena alasan ini juga Wanita Muslimah yang ditinggal suaminya menjalani masa iddah selama 4 bulan 10 hari. Untuk memastikan Wanita tersebut tidak hamil dari suaminya tersebut. Agar nasab atau garis keturunan anaknya jelas apabila Wanita tersebut ternyata hamil. Begitu Allah menghargai insan yang namanya Manusia. Penuh pertimbangan dan kehati-hatian.
Ketiga, adalah larangan aborsi. Aborsi adalah tindakan kriminal, dalam ajaran Islam hukumnya haram atau dilarang, karena merupakan kejahatan terhadap manusia yang masih berwujud kecil dan dalam kondisi lemah. Membunuh semut dengan sengaja saja dilarang dalam Islam, apalagi membunuh janin manusia.
Keempat, Allah maha mengetahui. Manusia sudah ada ketetapan baginya di surga atau neraka. Tidakkah ada rasa takut dengan visualisasi ganasnya neraka yang dituliskan dalam Al Quran?. Apakah kita akan pasrah saja dengan ketentuan tersebut?. Jawabannya adalah, kita manusia tidak boleh pasrah dengan keadaan. Tetaplah berusaha atau jangan berhenti berbuat baik, karena semua dimudahkan menurut ketentuan masing-masing. Allah telah memerintahkan manusia untuk beriman dan menaati perintahNya, dan melarang manusia untuk berbuat buruk dan kemaksiatan. Inilah penjelasan yang menunjukkan bahwa manusia harus berusaha untuk mencapai apa yang diinginkannya. Tidak ada yang dapat menolak ketentuan Allah walau sedetikpun, kita tidak bisa mengatakan seseorang itu akan jelek selamanya, atau orang baik itu akan baik selamanya. Setiap manusia itu ditentukan oleh akhir amalannya. Apabila bibit kebaikan yang tertanam di jiwa seseorang, dia dapat tumbuh diakhir hidupnya, begitu juga sebaliknya. Maka janganlah kita menanam bibit keburukan dalam jiwa kita. Beruntunglah bagi setiap insan yang selalu berusaha mensucikan jiwanya, dan merugilah setiap orang yang mengotorinya.
Kelima, menggunakan kata “takdir” sebagai argumen. Takdir yang dimaksud adalah kemuliaan bagi insan yang beriman dan selalu berusaha melakukan hal yang baik. Karena baginya adalah, apabila dia diberi kesusahan maka dia akan bersabar, dan apabila dia diberi kebahagiaan maka dia akan bersyukur. Keduanya adalah baik baginya. Allah itu tidak akan menyulitkan hambanya, maka tetaplah positive thinking dengan ketentuan dan takdirNya hingga akhir dari perjuangan hidup kita. Positive thinking just means that you approach unpleasantness in a more positive and productive way. You think the best is going to happen, not the worst. Positive thinking often starts with self-talk. Self-talk is the endless stream of unspoken thoughts that run through your head. Karena akan ada hari “esok” yang pasti akan kita tempuh, dimana tidak ada yang luput dari perhitunganNya. Semua kebaikan akan dibalas dengan kebaikan, dan kejahatan akan dibalas setimpal.
Berikut terjemahan hadist ke-4 Arba’in yang diuraikan diatas.
“Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu beliau berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang jujur dan terpercaya: Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya diperut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara: menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada Ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Sub Judul baru
Ini adalah sebuah paragraf. Ini adalah sebuah contoh paragraf sederhana . Ini adalah sebuah paragraf. Ini adalah sebuah paragraf. Ini adalah sebuah paragraf. Ini adalah sebuah paragraf. Ini adalah sebuah paragraf. Ini adalah sebuah paragraf. Ini adalah sebuah paragraf. Ini adalah sebuah paragraf. Ini adalah sebuah paragraf. Ini adalah sebuah paragraf. Ini adalah sebuah paragraf. Ini adalah sebuah paragraf.